⚡ Sepeninggal Hayam Wuruk Majapahit Terbagi Menjadi
HayamWuruk Meninggal. Masa pemerintahan Hayam Wuruk, selanjutnya dalam kitab Pararaton (XXX:24) disebutkan bahwa pada tahun 1311 S (1389 M) Raja Hayam Wuruk meninggal, namun tempat pendharmaannya tidak diketahui. Sepeninggal Hayam Wuruk, tahta kerajaan Majapahit dipegang oleh Wikramawarddhana. Ia adalah menantu dan keponakan Raja Hayam Wuruk
SepeninggalHayam Wuruk Majapahit terbagi menjadi a Jenggala dan Panjalu b from IPS 1 at SMAN 1 Malang. Study Resources. Main Menu; by School; by Literature Title; Sepeninggal hayam wuruk majapahit terbagi menjadi a. School SMAN 1 Malang; Course Title IPS 1; Uploaded By CorporalSummer2427.
SementaraHayam Wuruk meninggal pada tahun 1389, ia digantikan oleh keponakan yang juga menantunya, yaitu Wikramawardhana. Sepeninggal Indudewi, anaknya, yaitu Nagarawardhani mendapatkan gelar Bhre Lasem darinya. Namun, saat itu Raja Majapahit Timur juga mengangkat Kusumawardhani sebagai Bhre Lasem. Hal ini menyebabkan adanya dua orang Bhre Lasem.
KerajaanMajapahit tidak mampu mencapai masa jaya lagi sepeninggal
I1of9. - Kekuasaan Majapahit mengalami kemunduran setelah Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389. Penyebab runtuhnya kerajaan Majapahit dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam buku Sejarah Indonesia masa Hindu-Buddha 2013 karya Suwardono, tradisi Jawa menyebutkan bahwa Majapahit telah runtuh pada 1400 Saka atau 1478 Masehi. Keruntuhan Majapahit disebut juga dalam Serat penjelajah samudra bernama Antonio Pigafetta menuliskan catatan perjalanan yang mengungkapkan bahwa Pati Unus merupakan penguasa Majapahit. Hal ini berarti bahwa eksistensi Majapahit sebagai sebuah kota masih ada, meskipun secara politis sudah tidak memiliki kedaulatan. Baca juga Asal-usul Berdirinya Kerajaan MajapahitFaktor runtuhnya Majapahit Runtuhnya Majapahit dipengaruhi dua faktor, sebagai berikut Faktor internal Faktor internal keruntuhan Kerajaan Majapahit, yaitu Konflik perebutan takhta Konflik perebutan takhta Majapahit berlangsung setelah Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 Masehi. Faktor perebutan tahta ini melibatkan Bhre Wirabhumi anak selir Hayam Wuruk dan Wikramawardhana menantu Hayam Wuruk. Konflik perebutan takhta menyebabkan pecahnya persatuan keluarga dan bangsawan Kerajaan Majapahit. Adanya Perang Paregreg Konflik perebutan takhta pada perkembangannya berubah menjadi perang besar yang dinamakan dengan perang Paregreg.
Parul Sehgal is a former book critic for The New York Times. She was previously a columnist and senior editor at the Book Review. Her work has also appeared in the Atlantic, Slate, Bookforum and The New Yorker, and she was awarded the Nona Balakian Award from the National Book Critics Circle for her criticism.
Pararaton memuat peristiwa Perang Paregreg. Perpusnas RI. Sepeninggal Raja Hayam Wuruk terjadi perebutan kekuasaan takhta Majapahit. Pertentangan antara keluarga kerajaan pertama kali muncul ketika Wikramawarddhana atau Bhra Hyang Wisesa memerintah. Wikramawarddhana merupakan suami Kusumawarddhani, putri Hayam Wuruk. Dalam Kakawin Nagarakrtagama, Kusumawarddhani disebut sebagai rajakumari yang berkedudukan di Kabalan. Kendati bukan anak sulung, Kusumawarddhani diangkat menjadi putri mahkota karena lahir dari permaisuri. Namun, yang memakai mahkota adalah suaminya. Wikramawarddhana masih saudara sepupu Kusumawarddhani. Dalam Nagarakrtagama dan Pararaton disebut dia adalah anak Rajasaduhiteswari atau Bhre Pajang, adik Hayam Wuruk. “Wikramawarddhana adalah keponakan dan menantu Hayam Wuruk,” tulis arkeolog Hasan Djafar dalam Masa Akhir Majapahit. Pangkal perselisihan karena Bhre Wirabhumi menuntut takhta dari Wikramawarddhana. Wirabhumi, putra Hayam Wuruk dari seorang selir. Karenanya dia tak berhak atas takhta Majapahit. Kendati begitu, dia masih diberi kekuasaan untuk memerintah daerah bagian timur, yaitu Blambangan. Sedangkan Kusumawarddhani dan suaminya mendapatkan bagian barat dan berkedudukan di Majapahit. Baca juga Para Penguasa di Masa Senja Majapahit Sebenarnya, dalam Pararaton disebut bahwa Wirabhumi masih saudara ipar Wikramawarddhana. Dia menikahi adik Wikramawarddhana yang disebut alemu atau si gendut. Di dalam Pararaton, perseteruan Wirabhumi dan Wikramawarddhana disebut Paregreg, artinya peristiwa huru-hara. Peristiwa itu mulai terjadi pada 1323 Saka atau 1401. Tiga tahun kemudian perseteruan itu menjadi peperangan. Awalnya perang saudara itu dimenangkan oleh Wirabhumi. Namun, setelah Wikramawarddhana mendapat bantuan dari Bhre Tumapel, Kedaton Wetan pun dikalahkan. Wirabhumi melarikan diri, dikejar Raden Gajah Bhra Narapati dan tertangkap. Wirabhumi pun dipenggal kepalanya. “Peristiwa ini terjadi pada 1328 Saka 1406,” jelas Hasan. Perang saudara itu muncul pula dalam catatan Tionghoa dari masa Dinasti Ming. Lewat Ming Shih yang diterjemahkan Groeneveldt dalam Nusantara dalam Catatan Tionghoa, disebutkan setelah Kaisar Ch’eng-tsu bertakhta pada 1403, dia mengadakan hubungan diplomatik dengan Jawa. Dia mengirim utusan kepada raja “bagian barat”, Tu-ma-pan dan kepada raja “bagian timur”, Put-ling-ta-hah atau P’i-ling-da-ha. Baca juga Polemik Keruntuhan Majapahit Laksamana Cheng Ho pun pada 1406 menyaksikan kedua raja di Jawa itu sedang saling berperang. Kerajaan bagian timur kalah dan dirusak. “Pada waktu terjadinya peperangan antara kedua raja, perutusan Tiongkok sedang berada di kerajaan bagian timur,” tulis Groeneveldt. Hasan memaknai berita dari Tiongkok itu sebagai perseteruan antara Wikramawarddhana sebagai raja “bagian barat” dan Wirabhumi sebagai raja “bagian timur”. Namun, Peter Amiot dan G. Schlegel, sejarawan yang menyusun literatur Tiongkok Kuno pada 1800-an, menyebut Tumapan sebagai gelar raja barat atau Kerajaan Pajajaran. “Jika hal ini benar, mungkin saja raja-raja Jawa bagian barat yang berasal dari negara lama Tumapel yang terletak di bagian timur pulau, tetap menggunakan nama ini sebagai salah satu gelar mereka?” tulis Groeneveldt. Wikramawarddhana, menurut Hasan Djafar, memerintah Majapahit sampai meninggal pada 1351 Saka 1429. Dia digantikan putrinya, Suhita, yang memerintah pada 1429-1447. Awalnya putra mahkota adalah kakak Suhita, Bhra Hyang Wekasing Sukha. Namun dia keburu mangkat pada 1399 sebelum ditahbiskan menjadi raja. Menurut Hasan, kemungkinan Suhita adalah anak dari putri Wirabhumi. Karenanya Suhita dijadikan pengganti Wikramawarddhana mungkin untuk meredakan persengketaan antara pihak keluarga ayahnya dan keluarga ibunya. Namun, berdasarkan Pararaton, sewaktu Suhita berkuasa, Raden Gajah Bhra Narapati dibunuh atas tuduhan memenggal Wirabhumi. “Dengan terjadinya pembunuhan terhadap Bhra Narapati, persengketaan keluarga itu dapat dikatakan masih terus berlangsung,” catat Hasan. Baca juga Pemberontakan Terhadap Majapahit
sepeninggal hayam wuruk majapahit terbagi menjadi